Artikel 1
Nama
: Virna Dhestira Permana
NPM
: 27212607
Kelas
: 2EB24
Menulis Paragraf Narasi
Saat mendengarkan
pembaca puisi, Anda tentu saja dapat menemukan suatu hal atau peristiwa yang
diungkapkan dengan kata-kata indah. Untuk menuliskan puisi, memang bukanlah hal
yang mudah. Namun, jika terus berlatih tentu Anda dapat melakukannya.
Saat menulis puisi lah,
sebenarnya relatif sama dengan menulis sebuah paragraph atau karangan. Namun,
hal yang dapat membedakannya yakni puisi lebih cenderung menggunakan bahasa kias dan penuh makna, sedangkan bahasa teks itu
cenderung lugas dan tidak perlu
menelaahnya secara berulang untuk menentukan maksudnya.
Berikut adalah salah
satu contoh puisi serta maknanya, yang diambil dari puisi “Selamat Tinggal” karya Chairil Anwar.
Aku berkaca
Ini muka penuh
luka
Siapa punya?
Kudengar seru
menderu?
-dalam hatiku-
|
Saat aku sedang berkaca dicermin, tampak ada sesuatu yang tergugat
dalam raut mukaku. Aku pun bertanya-tanya seakan muka ini telah mencerminkan
kekurangan dan kejelekan diri. Apakah ini yang tercermin dalam setiap muka
manusia? Tidak lama setelah itu, aku mulai menyadari bahwa ini benar-benar
diriku yang penuh kekurangan.
|
Narasi merupakan
tulisan yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian yang disusun menurut
urutan waktu atau urutan ruang. Tulisan narasi dapat dibedakan sebagai
berikut :
1.
Nonfiksi,
yaitu karangan yang mengisahkan hal-hal yang nyata, berdasarkan pengalaman atau
pengamatan. Contoh: sejarah, biografi (kisah seorang tokoh), atau autobiografi
(kisah pengalaman pengarangnya sendiri).
2.
Fiksi
ialah karangan yang mengisahkan hal-hal yang bersifat khayal atau imajinasi. Contoh:
cerpen, novel, dongeng, dan hikayat.
Tulisan narasi pun ada yang bersifat
narasi sugestif dan narasi ekspositoris.
1.
Narasi sugestif atau biasa disebut narasi
runtun peristiwa, berupa narasi yang mengisahkan rangkaian peristiwa yang berlangsung dalam kesatuan waktu sehingga dapat
menggugah daya khayal dan memunculkan dorongan perasaan pada pembacanya.
2.
Narasi ekspositoris atau biasa disebut narasi
kejadian merupakan narasi yang mengisahkan berlangsungnya suatu peristiwa
secara informative, sehingga pembaca dapat mengetahui peristiwa tersebut secara
tepat.
Berdasarkan penjelasan
tersebut, tulisan narasi mempunyai karateristik (ciri-ciri) dan struktur
penulisan narasi. Berikut karateristiknya
:
a.
Adanya
penceritaan atau suatu pengisahan suatu peristiwa yang dijalin dan suatu urutan
waktu.
b.
Adanya bagian
perbuatan atau tindakan.
c.
Wacana narasi
berusaha menjawab pertanyaan “Apa yang telah terjadi?”.
d.
Menginformasikan
suatu hal sehingga pembaca memperoleh pengetahuan yang luas.
Adapun struktur penulisan narasi dapat dilihat dari
komponen-komponen yang membentuknya, yakni perbuatan, penokohan, latar, dan
sudut pandang. Namun, dapat pula dianalisis berdasarkan alur (pilot) narasi.
Setiap narasi memiliki alur yang didasarkan pada kesinambungan sebab-akibat. Ada bagian yang
mengawali narasi itu, ada bagian yang merupakan perkembangan
lebih lanjut, dan ada bagian yang mengakhiri narasi itu.
Selanjutnya, dalam teks tersebut terdapat pula kata-kata yang
mungkin belum Anda pahami. Misalnya, e-mail
yang berarti surat elektronik. Selain itu, Anda pun dapat mengoreksi atau
menyuting teks tersebut dari segi penggunaan bahasa EYD, dan tanda bacanya.
Akan tetapi, koreksilah hal yang
memang salah, jangan mengoreksi yang sudah benar.
Misalnya,
“Dan itu, saya kira, juga merupakan salah satu cirri
dari karya-karya Hamid Jabbar.”
Perbaikannya :
“Hal itu merupakan salah satu ciri dari karya Hamid
Jabbar.”
Analisisnya :
1.
Imbuhan
sederhana, yaitu hanya terdiri dari satu awalan atau akhiran.
·
Dicermin, dengan
kata dasarnya cermin. Menggunakan imbuhan di-.
·
Berlangsung,
dengan kata dasar langsung. Menggunakan imbuhan ber-.
·
Koreksilah,
dengan kata dasar koreksi. Menggunakan imbuhan –lah.
2.
Imbuhan
gabungan, yaitu imbuhan yang lebih dari satu awalan atau akhiran
·
Kesinambungan,
dengan kata dasarnya sinambung. Menggunakan imbuhan ke – an.
·
Memiliki, dengan
kata dasarnya milik. Menggunakan imbuhan me – i.
·
Perkembangan,
dengan kata dasarnya kembang. Menggunakan imbuhan per – an.
3.
Kias/kiasan
adalah kata-kata yang berbunga-bunga, bukan dalam arti kata yang sebenarnya;
kata kiasan dipakai untuk memberi rasa keindahan dan penekanan pada pentingnya
hal yang disampaikan.
4.
Lugas adalah
makna kata atau kelompok kata yang sebenarnya.
5.
Huruf kapital
digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata pada awal kalimat.
6.
Tanda baca :
a.
Tanda titik (.) :
di setiap akhir kalimat
b.
Tanda koma (,) : memisahkan kalimat majemuk setara
yang menggunakan kata
penghubung, memisah anak kalimat yang mendahului induk
kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat.
c.
Tanda petik dua
(“...”) : mengapit petikan langsung.
d.
Tanda kurung ( ) : mengapit keterangan atau penjelasan
Artikel 2
1.
Paragraf narasi
(naratif) adalah karangan yang
bertujuan menceritakan atau mengisahkan peristiwa dalam satu urutan waktu.
Narasi harus mengungkapkan kronologis peristiwa dari awal sampai akhir yang
terdiri dari beberapa unsur pokok, yakni kejadian, tokoh, dan konflik. Narasi
dapat bersifat faktual (biografi, autobiografi dan kisah perjalanan), dan juga bersifat
rekaan/fiksi (roman, novel, cerpen, cerbung, dan komik).
·
Contoh paragraf
narasi:
“Suasana benar-benar kacau bakat.
Beberapa orang melompat ke tepi dan menebur ke kali. Beberapa perahu yang lepas
tampak melaju menuju hulu. Yang lainnya menyusul, sementara menanti terdengar
riuh sekali. Begitu saja keadaan terjadi. Arus deras dari kampar-kampar
menyerbu dari hulu membantu sampan-sampan ke hilir. Lengking suara orang dan
tabuhan gong menandakan tibanya petaka. Asap yang terkepul hitam legam
menunjukkan bahwa sedang terjadi kebakaran (Rotan, karya Korrie Layun Rampan).”
2.
Paragraf
deduktif yaitu
sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus, artinya paragraf yang
didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat
penjelas. Contoh dari paragraf deduktif bisa kita temukan di berbagai penyedia
artikel, seperti internet, majalah, dan koran.
·
Contoh Paragraf Deduktif
“Negara
adalah institusi mapan, tetapi tetap dinamis sehingga mampu mengantisipasi
segala perubahan yang terjadi.
Negara mewadahi seluruh kepentingan masyarakat bangsa. Ia hanya menyediakan
kerangka umum yang bersifat abstrak, sehingga terbuka untuk ditafsirkan.
Sementara pemerintah adalah pranata kontemporer, sebagai penyelenggara negara
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh konstitusi negara.”